KabarDuri.net—Para pengunjuk rasa di Myanmar membentangkan jemuran kain yang biasa dipakai perempuan di sepanjang jalan-jalan untuk membatasi gerak polisi dan tentara karena berjalan di bawah jemuran pakaian ini dianggap akan membawa sial bagi pria.
Kain atau sejenis sarung, dikenal sebagai longyi, digantung menggunakan tali jemuran. Kadang-kadang ada juga yang menggunakan pakaian dalam perempuan.
“Alasan mengapa kami gantung longyi di sepanjang jalan karena kami punya kepercayaan tradisional jika kita lewat di bawah longyi, kita bisa kehilangan keberuntungan,” jelas seorang pengunjuk rasa berusia 20 tahun yang menolak disebutkan namanya.
“Generasi yang lebih muda belakangan ini tak mempercayainya lagi, tapi para tentara masih percaya, dan itu kelemahan mereka. Jadi, kami bisa punya lebih banyak waktu untuk lari jika mereka mendatangi kami jika keadaan darurat,” lanjutnya, dilansir The Straits Times, Minggu (7/3).
Video di media sosial menunjukkan polisi menurunkan jemuran tersebut sebelum melintasinya. Secara tradisional berjalan di bawah barang-barang yang digunakan untuk menutupi bagian pribadi perempuan bukan hanya bisa sial, tetapi juga bisa membuat pria impoten.
Reuters belum bisa menghubungi polisi untuk dimintai komentar terkait hal ini.
Lebih dari sebulan demonstran berunjuk rasa di seluruh Myanmar menentang kudeta militer 1 Februari dan penangkapan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan ratusan pejabat lainnya. Lebih dari 50 pengunjuk rasa dibunuh pasukan keamanan.
Jemuran tersebut tak menghentikan polisi menggunakan gas air mata, peluru karet, dan granat setrum. Beberapa pengunjuk rasa juga tewas karena peluru tajam.
Sumber :merdeka.com