Kabarduri.id PEKANBARU – PT AfterFIT Jepang di Indonesia memilih tiga daerah di Provinsi Riau yaitu Tanjung Buton di Kabupaten Siak, Kepulauan Meranti, dan Kabupaten Bengkalis di Pulau Bengkalis sebagai pembangkit listrik tenaga surya berskala besar.
Hal itu disampaikan CEO PT Prima Khatulistiwa Sinergi, Alexander saat melakan pertemuan dengan Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar dan PT AfterFIT Indonesia di Kediaman Gubernur Riau, Senin (24/8/20).
Dipilihnya tiga daerah tersebut sebagai pembangkit listrik tenaga surya, kata Alexander tentu memiliki alasan tersendiri diantaranya pertama, tingginya tingkat radiasi cahaya matahari di tiga daerah tersebut. Kedua, adanya ketidakstabilan suplay listrik.
Lanjutnya ketiga, untuk saat ini sistem di Kabupaten Bengkalis dan Kepulauan Meranti belum ada jaringan terkoneksi dari Sumatera atau belum ada pengontrol jumlah daya dari PLN. Keempat, adanya kecenderungan tentang kenaikan kebutuhan listrik terutama di tiga daerah tersebut.
Ia melihat, meskipun sebagian wilayah di Indonesia adalah pegunungan, namun pada umumnya daerahnya datar. Sehingga sebutnya, untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya sangat memungkinkan di Indonesia.
“Nantinya PT AfterFIT Indonesia akan masuk dan membuat satu perusahaan khusus untuk masing-masing daerah bersama partner lokal dan investor lain apabila ingin bergabung,” terangnya.
Secara umum, ia melihat Indonesia memiliki potensi tersendiri dalam pengembangan listrik tenaga surya.
“Tingkat radiasi rata-rata di Indonesia itu sebesar 4.9 kwh per hari. Sedangkan di Jepang cuma 3.2 kwh per hari. Ada perbedaan cukup signifikan antara Jepang dan Indonesia. Jadi indonesia sangat signifikan sekali dalam hal ini,” ujarnya