KabarDuri, KAJIAN – Ada tiga dimensi keimanan dalam Islam yakni membenarkan dengan kalbu, mengucapkan dengan lisan, dan membuktikannya dengan perbuatan jasad.
Oleh karena itu, seorang yang beriman setiap hari mengakui bahwa kenikmatan bersumber dari Allah Swt.
Bukan hanya itu, tapi juga menyadari bahwa kenikmatan bisa datang kepada siapa pun,” ujar Ustaz K.H. Fathurrahman Kamal, Lc., M.S.I.,
Fathurrahman menyampaikan melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD,
“Racun hati yakni pembicaraan yang berlebih. Lisan orang yang beriman, di belakang kalbunya.
Artinya kalau dihadapkan dengan suatu ucapan, maka dibentengi dahulu oleh kalbu. Jika ingin berbicara, kalbunya melakukan perenungan terlebih dahulu. Berbeda dengan orang munafik, lisannya di depan kalbu dan cenderung pembicaraannya tidak terkontrol. Jangan sampai hati bebal atau kehilangan rasa sensitif.”
Rasul bersabda, seorang muslim yang sejati adalah manakala orang-orang muslim lainnya merasa aman dari lisan dan tangannya. Ada juga hadis populer yang berbunyi, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, hendaklah dia berkata baik atau diam saja. Ungkapan hadis tersebut pendek tapi kalau dipahami, maknanya luas.
Cobaan yang paling besar di dunia yaitu lisan dan kemaluannya. Jika dua keburukan itu diselamatkan Allah, maka selamat semua bentuk keburukan. Oleh karena itu, senantiasa menjaga lisan. Seharusnya saat berkomunikasi secara nonverbal, harus merenungkan betul yang diucapkan sebelum bertutur. Indeks peradaban tergantung cara menghormati orang bersosial media.
“Ucapan yang tidak diperlukan bisa merusak kejernihan hati. Perlakukanlah kedua telingamu dengan adil daripada kedua mulutmu. Artinya, engkau mendengar lebih banyak daripada berbicara. Allah mengajarkan lebih banyak mendengar, daripada berbicara,”
Pentingnya menjaga lisa atau ucapan yang akan dikeluarkan dari mulut sudah di atur Oleh Al Qur’an dan Hadis.
Dan juga penting nya Adab sangat penting di pelajari untuk kehidupan sehari hari.
sebab lisan tersebut lebih tajam dari pisau bila lisa salah dalam menggunakannya dapat melukai hati orang banyak.
setiap kata perkataan yang keluar dari mulut akan kita pertanggungjawabahkan di hadapan Allah swt.
Semulia mulianya manusia adalah tentu segala sesuatu memperhatikan dan memperhitungkanucapannya yang akan dikeluarkannya.
Dikutip dari lama Resmi kemenang, Pentingnya Jaga Lisa.Rabu (6/9)
Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari bersabda bahwa, keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.
سلامة الإنسان في حفظ اللسان
Penting untuk menjaga lisan. Sebab lisan diibaratkan pisau yang apabila salah menggunakannya akan melukai banyak orang.
Di zaman modern, ketajaman lisan kadang juga mewujud dalam aktivitas sehari hari.
Allah SWT berfirman:
لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَىٰهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَٰحٍۭ بَيْنَ ٱلنَّاسِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
“Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kami akan memberinya pahala yang besar.” (QS. An-Nisaa'[4]: 114).
Rasulullah SAW bersabda:
سلامة الإنسان في حفظ اللسان
“Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” (HR. al-Bukhari).
Dalam riwayat lain disebutkan:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam; barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya; barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah SAW bersabda:
عليك بطول الصمت فإنه مطردة الشيطان وعون لك علي أمردينك
“Hendaklah engkau lebih banyak diam, sebab diam dapat menyingkirkan setan dan menolongmu terhadap urusan agamamu.” (HR. Ahmad).
Allah memperingatkan bahwa terdapat malaikat yang mencatat setiap ucapan manusia, yang baik maupun yang buruk. Allah Ta’ala berfirman,
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf [50]: 18)
Allah Ta’ala menurunkan ayat:
وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَتِرُونَ أَنْ يَشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَلاَ أَبْصَارُكُمْ وَلاَ جُلُودُكُمْ
“Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu kepadamu.” (QS. Fushshilat [41]: 22).”
Hukuman untuk manusia yang tidak menjaga lisannya juga sudah dituliskan.
Dalam riwayat Muslim disebutkan:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ، يَنْزِلُ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terjatuh ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.” (HR. Muslim no. 2988).
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya hadits no. 6474 dari Sahl bin Sa’id bahwa Rasulullah bersabda:
مَنْ يَضْمَنَّ لِي مَابَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga”.
Yang dimaksud dengan apa yang ada di antara dua janggutnya adalah mulut. Sedangkan apa yang ada di antara kedua kakinya adalah kemaluan.