Riski, seorang jurnalis yang gigih dan penuh semangat, dan Sarah, seorang putri dari keluarga kaya raya, adalah dua manusia yang tak seharusnya bersatu menurut pandangan dunia mereka. Namun, bagi mereka, cinta adalah segalanya.
Takdir tidak memberkati cinta mereka. Orang tua Sarah, terutama ayah tirinya yang penuh dengan angkuh dan kebencian, menentang hubungan mereka. Mereka meremehkan Riski, menyebutnya sebagai orang miskin yang tak pantas untuk bersanding dengan putri mereka.
Tetapi cinta tidak mengenal kasta atau harta. Riski dan Sarah tetap berusaha bersama, meskipun harus merasakan kecaman dan hinaan dari keluarga Sarah. Mereka berjuang melawan segala rintangan yang muncul di depan mereka, tetapi takdir selalu memiliki rencananya sendiri.
Dengan kejamnya, ayah tiri Sarah berhasil mempengaruhi Sarah untuk meninggalkan Riski. Dengan kekuasaannya yang tak terbendung, ia mengatur perjodohan antara Sarah dan seorang pemuda kaya yang dikehendaki olehnya. Bahkan saudara kembarnya, Sari, yang seharusnya menjadi sahabat dan penyokong, ikut membantu dalam menghancurkan cinta mereka.
Pisah itu pahit, bagaikan menusuk hati dengan belati yang tajam. Riski harus merelakan cinta sejatinya demi kebahagiaan Sarah, meskipun hatinya hancur berkeping-keping. Sarah, dengan perasaan bercampur aduk, memilih menuruti kemauan orang tua dan saudara kembarnya.
Namun, kisah mereka tak berakhir di situ. Ayah tiri Sarah tak pernah berhenti untuk mencelakai Riski. Ia melarang Sarah untuk berkomunikasi dengan Riski dan bahkan merampas alat komunikasi Sarah agar mereka tak bisa bertemu lagi.
Namun, bahkan di tengah pertarungan dan perjuangan Riski, kekuatan cinta mereka tidak mampu menahan godaan dan pengaruh kuat dari kekuatan finansial dan kebencian yang terus menerpa. Sarah menerima kekayaan dari keluarganya, sementara Riski memilih untuk melepaskan cintanya agar Sarah dapat hidup dengan kemewahan yang diinginkannya.
Pisah itu bukanlah akhir dari segalanya. Kebencian dari pihak keluarga Sarah terus mengalir, begitu juga dengan semangat perlawanan Riski yang tak kunjung padam.
Keduanya terus berhadapan, tetapi kali ini dalam pertarungan yang lebih besar: pertarungan untuk kebenaran dan keadilan. Meskipun cinta mereka berpisah, namun semangat perlawanan dan keadilan yang mereka bawa tetap membara, menjadi cahaya di tengah gelapnya dunia yang penuh dengan prasangka dan kebencian.